Bagaimana Metode Akikah untuk Buah Hati Perempuan?

Bagi masyarakat Arab di zaman Nabi, aqiqah untuk buah hati perempuan yaitu hal yang sungguh-sungguh baru serta tentu saja mengundang kontroversi. Sebelumnya, jangankan untuk dihormati, keberadaan bayi cewek ialah tercela keluarga sehingga praktik penghilangan nyawa bayi perempuan jadi umum.

Dalam buku sejarah klasik bangsa Arab jahiliah yang ditulis oleh Ibnu ‘Atsir berjudul Al-Kamil fi al- Tarikh disebutkan, pembunuhan bayi yakni strategi mengontrol keseimbangan populasi penduduk dalam masyarakat kesukuan.

Nyawa bayi-bayi cewek secara selektif serta proporsional menstabilkan penduduk dan mencegah kemerosotan standar hidup mereka. Tak terkecuali dalam masyarakat Arab, terlebih pada masyarakat kesukuan yang hidup di pedalaman, serta tempat di padang pasir gersang jazirah Arab acap kali ditemukan pembunuhan bayi dengan motif ekonomi. Anak perempuan menjadi pilihan utama untuk dikorbankan mengingat posisinya dalam masyarakat kabilah tak dianggap makhluk produktif sebagaimana halnya laki-laki.

Berdasarkan Reuben Levy dalam buku The Social Structure of Islam, menghilangkan nyawa si kecil cewek saat itu antara lain juga disebabkan karena mereka khawatir nantinya anak cewek mendatangkan tercela, seumpama dengan dikawini orang asing atau orang yang berkedudukan sosial rendah, seumpama budak. Di samping itu, cemas jika anggota sukunya kalah dalam peperangan yang bakal berakibat member keluarga perempuan akan menjadi gundik para musuh.

Tapi, dikala Islam datang, kelahiran buah hati cewek mulai mendapatkan perhatian. Bahkan, Rasulullah mendemonstrasikan suatu model di dalam masyarakatnya bahwa anak laki-laki atau anak cewek sama saja. Apabila sebelumnya buah hati perempuan tidak pernah dirayakan aqiqahnya, Rasulullah merintis aqiqah untuk anak cewek meski satu ekor kambing dan dua ekor kambing untuk si kecil laki-laki. Sebelumnya, kelahiran buah hati laki-laki selalu disambut dengan pelbagai acara dan upacara (akikah). Sebaliknya, si kecil cewek tidak pernah mendapatkan perayaan khusus. Maka sesudah Islam datang, status serta martabat perempuan terangkat.

Buah Hati perempuan menerima perlakuan yang sama dengan si kecil laki-laki, merupakan sama-sama dipestakan. Jadi, akikah dalam Islam memberikan penghargaan kepada perempuan meski cara kerjanya ketika itu baru sebatas seekor kambing.

Namun untuk konteks kini, kambing yang diterapkan untuk akikah dapat saja lebih dari dua ekor, baik untuk bayi laki-laki ataupun cewek, cocok dengan jumlah tamu undangan. Cek info tentang aqiqah jakarta.